Dalam tulisan kali ini saya akan
membahas tentang "Kepemimpinan". Adapun yang saya bahas dalam
penulisan kali ini meliputi :
1.
Arti penting kepemimpinan.
2.
Tipologi kepemimpinan.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan.
4.
Implikasi manajerial kepemimpinan dalam
organisasi.
Berikut ini saya
akan langsung membahas dan menjelaskan tentang ke 4 (empat) materi yang
telah diuraikan di atas.
1. Arti Penting
Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari
kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti
pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli
diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa
pemimipin yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat
penting misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang
heroik seperti Napoleon, Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal
Sudirman, dan sebagainya kita harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu
melekat pada diri mereka dan telah mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang
mereka inginkan.
2. Tipologi Kepemimpinan
Tipologi kepemimpinan disusun dengan
titik tolak interaksi personal yang ada dalam kelompok . Tipe-tipe pemimpin
dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam kelompok tipe berdasarkan
jenis-jenisnya antara lain:
1.
Tipe Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan
otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:
·
Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi,
·
Pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal,
·
Berambisi untuk merajai situasi,
·
Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri,
·
Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan
tindakan yang akan dilakukan,
·
Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan atas pertimbangan
pribadi,
·
Adanya sikap eksklusivisme,
·
Selalu ingin berkuasa secara absolut,
·
Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku,
·
Pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka patuh.
2.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut :
·
Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada pangkat dan jabatannya;
·
Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan;
·
Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan;
·
Sukar menerima kritikan dari bawahannya;
·
Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.
Tipe Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan
ini lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan/keibuan dengan
sifat-sifat sebagai berikut:
·
mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan,
·
mereka bersikap terlalu melindungi,
·
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri,
·
mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
berinisiatif,
·
mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut
atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri,
·
selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
4.
Tipe Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan
kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power) dan
kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang
Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi, keberanian, dan
berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik
memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
5.
Tipe Laissez Faire
Pada
tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan
kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak
berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan
tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6.
Tipe Demokratis
Kepemimpinan
demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efisien
kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan,
dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga
kelompok. Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau
mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Faktor
Faktor Kepemimpinan memang ada empat dan memang dari keempat faktor tersebut semuanya saling sinergi dan berkaitan satu sama
lain.
Faktor Faktor Dalam Kepemimpinan :
1. Pemimpin
Dalam kaitannya dengan Kepemimpinan, Pemimpin
memang merupakan faktor esensial dari Proses Kepemimpinan itu sendiri. Serta
Pemimpin itu memang harus mengerti apa yang harus dia tahu dan apa yang harus
dia perbuat, atau istilah lainnya The Right Man on The Right Place.
2. Pengikut (Followers)
Adalah salah satu faktor kepemimpinan yang membuat
Faktor pertama itu ada. Karena tanpa adanya Pengikut, otomatis Pemimpin pun tak
ada. Oleh karena itu Faktor Kepemimpinan dalam Pengikut ini lebih cenderung
pengertian akan apa saja yang Followers inginkan sehingga sebuah satuan fungsi manajemen
bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Serta ada pula yang
mengatakan kalau berbeda Pemimpin maka berbeda pula gaya kepemimpinannya. Oleh
karena itu Pengikut disini memang harus menyesuaikannya dengan cepat.
3. Komunikasi
Salah satu hal yang menjembatani antara Pemimpin
dan Pengikut adalah proses Komunikasi itu sendiri. Dengan adanya komunikasi.
Hubungan kerja antara dua belah pihak baik atasan maupun bawahan dapat sinergis
dan berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancangkan sebelumnya.
4. Situasi
Dalam sebuah situasi tertentu, terkadang kita
diharusnkan untuk bertindak secara cepat dan refleks untuk menyelesaikannya.
Oleh karena itu kondusifitas situasi antara Atasan dan Bawahan memang harus
saling dikuatkan agara selalu terjadi kondisi situasi yang nyaman dan kondusif.
4. Implikasi
Manajerial Kepemimpinan dalam Organisasi
Menurut
kamus besar Bahasa Indonesia, kata Implikasi berarti akibat. Kata Implikasi
sendiri dapat merujuk ke beberapa aspek yaitu salah satunya yang dibahas saat
ini adalah manajerial atau manajemen
Dalam manajemen terdapat 2 implikasi yaitu :
1. Implikasi prosedural meliputi tata cara analisis, pilihan representasi,
perencanaan kerja dan formulasi kebijakan
2. implikasi kebijakan meliputi sifat substantif, perkiraan ke depan dan
perumusan tindakan.
Midle Road artinya kepemimpinan yang menekankan
pada tingkat keseimbangan antara tugas dan hubungan manusiawi , dengan kata
lain kinerja organisasi yang mencukupi dimungkinkan melalui penyeimbangan
kebutuhan untuk bekerja dengan memelihara moral individu pada tingkat yang
memuaskan.
Implikasi Manajerial Kepemimpinan
dalam Organisasi
Organisasi apapun yang berdiri, tentu akan menggunakan
konsep kepemimpinan karena ada unsur filosofi (pandangan), harapan/tujuan,
tantangan, dan sumber daya di dalamnya. Semua faktor itu harus diatur sehingga
bisa mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan kata lain mesti ada konsep
kepemimpinan dalam organisasi.
Pada tataran praktis-managerial, konsep kepemimpinan
juga mesti diterapkan sehinga dalam organisasi terkonsep rapi, bersinergis, dan
efektif.
REFERENSI: